Siaran Pers

April 01, 2024

Kinerja IPCC Makin Solid, Trafik Cargo Tembus 1.2juta Unit, Laba Tumbuh 18%

Jakarta 1 April 2024, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX: IPCC) di tengah kondisi perekonomian yang dinamis menyambut tahun politik, berhasil melayani total cargo sebesar  1.234.839 Unit, yang terdiri dari CBU, truck/bus dan alat berat yang tumbuh cukup signifikan selama tiga tahun terakhir yaitu sebesar 89,11 %. Hal ini menunjukkan komitmen Perusahaan kepada Pemegang saham dan juga pelanggan bahwa IPCC terus bertumbuh berkelanjutan dan meningkatkan kinerjanya. 

“Kinerja Perusahaan baik dari sisi operasional dan komersial pasca merger Pelindo yang ditandai dengan ekspansi dari sisi pengoperasian Terminal Satelit di Belawan, Pontianak, Makassar dan Balikpapan memberikan keunggulan tersendiri sehingga mampu mewujudkan konektivitas dan memberikan keuntungan bagi pelanggan”, jelas Sugeng (Direktur Utama IPCC). Sugeng Mulyadi mengungkapkan setelah berhasil memperluas wilayah kerja pada Terminal Satelit Balikpapan pada kuartal 4 tahun 2023, IPCC membuktikan bahwa perusahaan secara berkelanjutan terus melakukan ekspansi dan memperluas jaringan antar terminal yang pada akhirnya berdampak pada revenue enhancement. IPCC juga bersinergi dengan automaker Korea untuk layanan PDC (Pre Delivery Center) dalam rangka meningkatkan bisnis layanan Cargo Distribution Management di arena KBN seluas 4,3 Ha.

 

Pada tahun 2023, Bagus Dwipoyono, Direktur Operasi dan Teknik, menerangkan dengan telah selesainya 4 program investasi diharapkan pada tahun 2024 dapat memberikan benefit bagi perusahaan dalam menunjang aktivitasnya serta mampu melayani cargo pelanggan secara maksimal. Adapun 4 program investasi yang berhasil diselesaikan yaitu perbaikan berat lapangan G2 dan G3 Terminal Domestik, renovasi Gate Terminal Domestik, perbaikan berat Lapangan E dan A serta perkerasan lahan eks-PP seluas 2 Ha yang menghabiskan total Rp 28,29 Miliar.

Sedangkan dari sisi laporan keuangan, Wing Megantoro, Direktur Keuangan dan SDM, menyampaikan bahwa IPCC berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 190,85 Miliar dimana tercatat meningkat sebesar 18,01% dari tahun lalu. Hal ini menjadi catatan yang membanggakan bagi kami karena pada awal perusahaan dilepas ke Publik pada tahun 2018  dengan laba bersih sebesar Rp170 Miliar dan untuk tahun buku 2023 adalah pencapaian laba tertinggi sejak IPO setelah implementasi PSAK 73 serta dampak pandemi covid beberapa waktu lalu. Berdasarkan kondisi ini tentu memberikan bukti bahwa kinerja dan saham IPCC memiliki fundamental yang kuat dan dapat memberikan keuntungan bagi para investor. Sebagai Perusahaan yang bertumbuh setiap tahunnya, pada tahun ini EBITDA tercatat sebesar 350 Miliar dimana meningkat 4,25% dari tahun sebelumnya, untuk EBITDA Margin tercapai 47,7%, dan Net Profit Margin naik menjadi 25,96% dari tahun lalu yang tercatat 22%. Kemudian dari sisi laba per lembar saham tumbuh cukup baik dari tahun sebelumnya yang tercatat 88,94 per lembar saham menjadi 104,96 per lembar saham.

 

“IPCC mampu memberikan layanan 24/7 dengan mengedepankan  service excellent dan prinsip 3M pada cargo (tidak menerima defect, tidak membuat defect, dan tidak meneruskan defect). Hal ini tentunya membantu kami sebagai filter terakhir apabila terdapat minor mistake atas cargo kami yang akan dikirim ke luar negeri, kecepatan bongkar muat cargo juga meningkat yang dapat diselesaikan kurang dari 12 jam. Pelayanan IPCC di tahun 2023 semakin baik dengan hadirnya Customer Care Station (CCS) dimana layanan tersebut dapat membantu kami dalam mengajukan pertanyaan, melakukan monitoring posisi cargo yang dilayani IPCC secara cepat, efisien dan reliable serta menyampaikan keluhan jika ada proses yang belum sesuai dengan SOP” tutur Kurnia Novianty, GM Astra Daihatsu Motor.

Pengelolaan terminal yang tersentralisasi merupakan salah satu kunci peningkatan kinerja operasional dengan transformasi dan implementasi integrated planning & control. Sugeng menjelaskan bahwa hal tersebut membuat IPCC memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end service khususnya terminal kendaraan seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional yang sebelumnya tidak terkoneksi antar pelabuhan dan terminal.  “Hal ini sejalan dengan posisi Perusahaan yang merupakan komponen penting dari industri otomotif nasional serta menjadi dasar untuk selalu menyediakan excellent operation kepada para pelanggannya, yaitu produsen kendaraan yang memiliki produk baik ekspor maupun impor serta dalam penanganan otomotif dalam negeri. Kami terus berkolaborasi aktif dengan berbagai pemangku kepentingan, baik instansi pemerintah maupun investor agar dapat membangun konektivitas antar terminal kendaraan yang akhirnya akan mendorong efisiensi dari sisi biaya logistik,” tutup Sugeng.

 

 

<< KEMBALI KE BERITA LAINNYA