Siaran Pers

Juli 31, 2023

KOLABORASI IPCC & PANEN SAHAM COMMUNITY, SEBERAPA MENARIK PROSPEK & KINERJA IPCC?

Jakarta, 31 Juli 2023. Bertempat di lapangan Terminal Internasional PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal Kendaraan / IPCC), Manajemen IPCC menerima kunjungan dari Komunitas Panen Saham dan melakukan wawancara khusus dengan Direksi IPCC yang diwakili oleh Sugeng Mulyadi, Direktur Utama. Wawancara dengan komunitas ini dilakukan secara hybrid dimana sebagian anggota dari komunitas ini dapat mengikuti wawancara ini secara online dan juga secara offline. Yang membuatnya berbeda ialah wawancara ini dilakukan secara live dari lapangan Terminal IPCC sehingga para anggota komunitas maupun masyarakat umum yang mengikuti wawancara ini melalui live youtube dapat melihat secara langsung berbagai aktivitas yang ada di Terminal IPCC.

Selain mengenalkan bisnis IPCC yang bergerak di bidang bongkar muat kendaraan di pelabuhan, Sugeng Mulyadi juga menjelaskan posisi IPCC di ekosistem kendaraan di industri otomotif dan juga mengapresiasi upaya Pemerintah yang sangat mendukung sektor otomotif yang diuntungkan dengan makin banyaknya brand/merek yang ada di Indonesia dan pembangunan pabrik produksi kendaraan. 
“Dalam industri otomotif ini, Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah yang telah mendorong Indonesia sebagai basis produksi kendaraan yang bisa disalurkan ke market Indonesia dan juga market ekspor. Selain dukungan dari Pemerintah, kami upayakan support dari bidang logistik yang kita upayakan lebih kompetitif sehingga dapat meningkatkan ekspor kendaraan ke depannya.”

Pasca pandemic Covid-19 mulai mereda, kinerja IPCC secara berangsur mulai recovery dan dapat kembali meningkat seiring pengurangan pembatasan pengiriman kendaraan ekspor dari Indonesia, peningkatan permintaan akan kendaraan, dan mulai pulihnya kegiatan di masyarakat dan di industry. Ke depan, tentunya memberikan imbas yang positif bagi perkembangan kinerja IPCC. Namun demikian, Sugeng juga menjelaskan sejumlah faktor bisa saja menjadi sentimen negatif meskipun dari sisi industri otomotif masih bisa bertumbuh, diantaranya kondisi geopolitik di sejumlah Kawasan seperti perang Rusia dan Ukraina, ketegangan Tiongkok dan Taiwan, dan lainnya.

Selain dari sisi peningkatan CBU / passenger cars, peningkatan juga terjadi pada segmen Alat Berat. Sugeng kembali menyampaikan, bahwa dengan meningkatnya kebutuhan akan barang-barang tambang yang tidak hanya batubara namun, juga ada nikel sebagai bahan dasar pembuatan baterai kendaraan listrik dan juga komoditas lain turut berimbas positif pada permintaan alat-alat berat. Bahkan Sugeng memberikan contoh akan dibangunnya ekosistem kendaraan listrik.

“Dari hasil Nickel Conference yang saya ikuti, komoditas nikel itu akan dibuat ekosistemnya untuk baterai dan kendaraan listriknya di seluruh lini. Di Indonesia telah mulai dirintis untuk community system yang berkelanjutan untuk meningkatkan produksi baterai mobil listrik. Lalu, pada saat proses penambangannya telah dilakukan secara kontinyu maka permintaan akan alat-alat berat juga akan meningkat kebutuhannya. Bahkan dimungkinkan untuk pengiriman antar pulau. Dengan meningkatnya lalu lintas pengiriman tersebut, IPCC tentunya akan diuntungkan dari aktivitas bongkar muat tersebut”. 

Terkait dengan pengiriman antar pulau, Sugeng melihat bahwa di Indonesia terdapat hub besar nasional, yaitu Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Makasar, dan Pelabuhan di Balikpapan dekat area dibangunnya Ibu Kota baru yang memiliki peran penting sebagai jalur distribusi kendaraan di Indonesia. Di sisi lain, dari sejumlah Pelabuhan tersebut, IPCC telah mengoperasikan di wilayah Jakarta, Pontianak, Belawan, Makasar, dan sedang dijajaki untuk Kerjasama operasi di Balikpapan. Dengan potensi yang dimiliki ini maka IPCC mendapatkan benefit dari sejumlah Pelabuhan tersebut. 

“Jika dicontohkan, di Tanjung Priok IPCC mengelola terminal kendaraan lalu kendaraan tersebut akan dikirim ke Makasar maka IPCC akan mendapatkan dobel pendapatan, dari Jakarta dan Makasar yang tentunya ini dapat menambah pendapatan perseroan. Bahkan jika saat ini kita berasumsi IKN telah dibangun maka selain IPCC ikut mensukseskan pembangunan tersebut juga mendapat tambahan benefit dari meningkatnya kebutuhan akan kendaraan, baik passenger cars maupun alat-alat berat.”
Terkait dengan adanya Pelabuhan Patimban, IPCC tidak melihat bahwa Pelabuhan tersebut sebagai pesaing namun, dapat dilakukan sinergi komplementer dengan berkolaborasi untuk penanganan bongkar muat kendaraan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari masing-masing Pelabuhan maupun nilai tambah bagi para pelanggan.

Dari sisi keuangan, Sugeng menegaskan bahwa performa keuangan IPCC sangat solid dengan kas yang sangat mencukupi. Bahkan setelah dikurangi dengan pembayaran dividen untuk tahun buku 2022 dan sewa lahan pun masih cukup untuk melakukan operasional, perbaikan di sejumlah area, hingga ekspansi jika dibutuhkan. Selain itu, dari sisi solvabilitas juga sangat baik dimana IPCC tidak memiliki utang jangka pendek maupun Panjang yang sifatnya peminjaman.

“Di akhir tahun 2022, kas IPCC kurang lebih ada sekitar Rp1,02 triliun yang di tahun ini telah dibayarkan sewa lahan kepada induk usaha (Pelindo) sebagai pemilik lahan sekitar Rp439 miliaran. Lalu, untuk alokasi capex sekitar Rp30 miliaran hingga 35 miliaran; pembayaran dividen tahun buku 2022 sekitar Rp90 miliaran; dan biaya operasional lainnya sehingga sisa kas masih ada sekitar Rp660an miliar. Di sisi lain, utang Perseroan juga sangat sehat dimana utang yang dimiliki ialah utang usaha karena pekerjaan operasional. Jadi, bukan karena IPCC meminjam dana maupun menerbitkan surat utang. Utang tersebut juga muncul dari penerapan PSAK 73 dimana muncul Utang Sewa Guna Usaha atas kegiatan sewa aset.”

Sebagai closing statement, Sugeng mengucapkan banyak terima kasih dan apreasiasinya kepada para member Panen Saham dan juga masyarakat investor pada umumnya yang telah berinvestasi pada saham IPCC. Dari sisi manajemen, berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja dengan memperhatikan prinsip governance, risk, and compliance serta penerapan ESG yang lebih baik ke depannya serta komitmen untuk dapat memberikan kontribusi dividen dan kinerja perseroan yang lebih baik ke depannya.

IPCC | Beyond The Gate
IPCC, Leading to be The World Class Car Terminal Ecosystem

<< KEMBALI KE BERITA LAINNYA